Piye

MIN 2Loteng Dikunjungi Inovasi

SuaraLombok.com | Lombok Tengah – Staf INOVASI pendidikan dari Australia mengunjungi MIN 2 Lombok Tengah, pada Rabu (09/05). 

INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah program kemitraan pendidikan Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi untuk semua siswa, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, INOVASI menjalin kemitraan dengan 12 kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program pendidikan senilai AUD$ 49 juta ini, berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia

Mereka terkesan datang mendadak karena pihak madrasah tidak diinformasikan jauh hari sebelum kedatangan mereka.

Kedatangannya untuk memastikan bahwa madrasah ini betul-betul melaksanakan pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan benar-benar siap menerima program INOVASI selain program INOVASI literasi dari pihak Surabaya yang sebelumnya sempat diterima oleh MIN 2 Loteng.

Disability Adviser INOVASI, Elizabeth melalui penterjemahnya, Nina menyampaikan, kedatangan rombongan untuk memastikan bahwa MIN 2 meski belum dijamah oleh Program INOVASI tetapi sudah mampu melaksanakan pendidikan inklusi.

“Kami ingin belajar sebenarnya, seperti apa pendidikan inklusi yang dilaksanakan,” ucap Nina menterjemahkan Elizabenth.

Lebih jauh dikatakan, pihaknya sudah berencana melaksanakan kerjasama dengan MIN 2 Loteng terkait pendidikan inklusi agar ke depan program ini di Lombok Tengah bisa diterima oleh semua jenjang pendidikan, termasuk di bawah naungan Kementerian Agama.

“MIN 2 ini kami harapkan nantinya bisa jadi contoh bagi madrasah lainnya,” sambung Elizabeth.

Sementara itu, Kepala MIN 2 Loteng, Mahruf S.Ag.,MP.d.I., membeberkan jika MIN 2 Loteng sebelumnya sudah dikunjungi oleh pelaksana program INOVASI dari Surabaya, khususnya dalam bidang literasi.

Meski begitu, pihaknya sangat berharap agar INOVASI dalam bidang pendidikan inklusi dapat diterima pihak madrasah. Apalagi, saat ini peserta didik di sekolah ini sudah ada yang terindikasi menjadi ABK.

“Kami butuh bimbingan itu agar kami bisa memperlakukan anak-anak kami dengan benar, khususnya yang ABK,” ungkap Mahruf.

Mahruf juga mengatakan, pihak orangtua siswa melalui Komite sempat ada yang berdikusi dengan pihak madrasah dan menanyakan masalah ini. Pasalnya, ada sejumlah calon peserta didik yang ternyata masuk kategori ABK namun masih khawatir didaftarkan ke MIN 2 Loteng akibat belum adanya fasilitas dan pendukung pendidikan inklusi.

“Ini juga menjadi kendala sebenarnya, jadi kami sangan bersyukur jika kemudian program INOVASI ini kami dapatkan,” tandasnya.

Kedatangan staf INOVASI ini tidak dibalut dengan acara yang sangat formal. Pihak madrasah dan staf INOVASI dari Australia banyak berdiskusi tentang cara pendidikan ABK yang diterapkan selama ini tanpa adanya program INOVASI, termasuk penerapan K-13 yang digunakan di madrasah ini. (del)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.