Penderita Gizi Buruk Terkesan Diabaikan Pemkab
SuaraLombok.com | Lombok Barat - Salah satu penderita gizi buruk di Lobar terkesan diabaikan Pemkab Lobar, khususnya Dinas Kesehatan.
Dituturkan Rohaniah, ibu dari Anggi (5) penderita gizi buruk dari Dusun Kambeng Timur Desa Sekotong Timur jika anaknya tidak mendapat pelayanan yang baik dari Puskesmas tempat-tempat memeriksa kesehatan anaknya. "Kami terkadang kecewa dengan pelayanan puskesmas," tuturnya.
Selain ke pihak Puskesmas, kekecewaan juga dilayangkan ke pihak Desa. Pasalnya, hingga kini, Pemdes belum mendatanya sebagai orang yang masuk dalam penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). "Kami ini miskin tapi tidak didata miskin di desa, jadinya setiap berobat kami kesulitan," keluhnya.
Karena hal ini, keluarga dengan terpaksa membawa Anggi berobat secara tradisional ke dukun setempat. "Terpaksa, walaupun tidak ada hasilnya yang penting kami ikhtiar, kami tidak bisa juga tunggu uluran bantuan pemerintah baru bawa anak bertobat," tukasnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Lembar, H. Rahman membantah pihaknya tidak melayani pasien dengan baik. Bahkan untuk kasus gizi buruk dengan nama Anggi sempat mendapatkan perhatian khusus dari pihaknya. "Pasien itu (Anggi Apriani-Red) sempat kami rujuk ke RS di tanggal 17 Agustus tahun lalu tapi orang tuanya malah menolak," bantah Rahman.
Ditanya alasan orang tua pasien, Rahman menjelaskan jika saat itu pihak keluarga pasien memberi alasan tidak ada yang akan menunggu pasien di RS. "Alasannya seperti itu, tidak mau karena tidak ada yang akan menjaga di RS," tegasnya.
Sementara terkait penanangan lainnya terhadap pasien, Rahman menjelaskan pasien sudah dibantu melalui program GSC baik melalui Dikes maupun GSC di Pemdes melalui Posyandu. "Sudah kita data di puskesmas kok," tandasnya. (05)
Dituturkan Rohaniah, ibu dari Anggi (5) penderita gizi buruk dari Dusun Kambeng Timur Desa Sekotong Timur jika anaknya tidak mendapat pelayanan yang baik dari Puskesmas tempat-tempat memeriksa kesehatan anaknya. "Kami terkadang kecewa dengan pelayanan puskesmas," tuturnya.
Selain ke pihak Puskesmas, kekecewaan juga dilayangkan ke pihak Desa. Pasalnya, hingga kini, Pemdes belum mendatanya sebagai orang yang masuk dalam penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). "Kami ini miskin tapi tidak didata miskin di desa, jadinya setiap berobat kami kesulitan," keluhnya.
Karena hal ini, keluarga dengan terpaksa membawa Anggi berobat secara tradisional ke dukun setempat. "Terpaksa, walaupun tidak ada hasilnya yang penting kami ikhtiar, kami tidak bisa juga tunggu uluran bantuan pemerintah baru bawa anak bertobat," tukasnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Lembar, H. Rahman membantah pihaknya tidak melayani pasien dengan baik. Bahkan untuk kasus gizi buruk dengan nama Anggi sempat mendapatkan perhatian khusus dari pihaknya. "Pasien itu (Anggi Apriani-Red) sempat kami rujuk ke RS di tanggal 17 Agustus tahun lalu tapi orang tuanya malah menolak," bantah Rahman.
Ditanya alasan orang tua pasien, Rahman menjelaskan jika saat itu pihak keluarga pasien memberi alasan tidak ada yang akan menunggu pasien di RS. "Alasannya seperti itu, tidak mau karena tidak ada yang akan menjaga di RS," tegasnya.
Sementara terkait penanangan lainnya terhadap pasien, Rahman menjelaskan pasien sudah dibantu melalui program GSC baik melalui Dikes maupun GSC di Pemdes melalui Posyandu. "Sudah kita data di puskesmas kok," tandasnya. (05)
Post a Comment